Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Thursday, September 15, 2011

Software Ini Mampu Olah Ribuan Data Dokumen

Software FlexiCapture 10 ini juga sudah digunakan Polri dan Kemenpan dalam olah data.

Ilustrasi Penyimpanan Dokumen (sharepointedutech.com)

VIVAnews - Selama ini input data dalam jumlah besar secara otomatis menjadi masalah dalam pekerjaan administrasi dan dokumentasi, baik itu perusahaan atau lembaga. Untuk itu, biasanya dibutuhkan sebuah software untuk mempermudah input alat bantu dokumentasi dan administrasi ini.

Namun, software FlexiCapture 10 mampu melakukan pemisahan dokumen, klasifikasi dan pengambilan data secara otomatis, dengan bantuan piranti scanner atau kamera. FlexiCapture 10 merupakan software yang dikembangkan ABBYY, perusahaan berbasis di Moskow, Rusia, yang selama ini mengembangkan software untuk document recognition (pengenal data), document capture (penangkap dokumen), dan teknologi linguistik.

Input data yang bisa dilayani misalnya kumpulan kuesioner kepuasan pelanggan, data pelanggan, survey produk, lembar ujian atau pengumpulan data dokumen yang bentuknya seragam.

Solusi yang ditawarkan Flexicapture 10 adalah klasifikasi, pemisahan, dan pengambilan data dari sekelompok dokumen yang terdiri dari komponen teknologi Optical Character Recognition (OCR), Intelligent Character Recognition (ICR), Barcode Recognition, dan Optical Mark Recognition (OMR).

OCR merupakan teknologi yang mampu mengenali huruf cetak mesin (printer/mesin ketik), ICR mampu mengenali huruf cetak tulisan tangan, Barcode Recognition mampu mengenali huruf barcode, dan OMR mampu kenali input pilihan ganda dalam suatu teks.

“Produk ini dikembangkan untuk menghemat waktu sebuah perusahaan dalam memproses data, komunikasi serta mengurangi biaya input data,” ujar Sales dan Marketing Manager ABBYY 3A Rusia, Anna Budanova di Jakarta, 15 September 2011.

Sistem ini berjalan dengan proses scan dokumen, setelah itu dokumen dipisah sesuai kategori masing-masing dokumen. Misalnya dokumen faktur pajak, invoice, CV, kemudian diklasifikasi. Setelah terpisah, dokumen dikenali melalui kategori OCR, ICR, Barcode, maupun OMR.

Setelah mampu dikenali, kemudian data diverifikasi sebelum diekspor ke berbagai sistem penyimpanan dokumen, dengan tetap memproteksi dokumen asli. Sistem juga dilengkapi dengan intelegent tool untuk pengoperasian jarak jauh dan kemudahan berintegrasi dengan sistem proses dan aplikasi bisnis

“Teknologi ini mampu menangani input data sampai jutaan lembar dokumen dengan cepat dan akurat,” ujar Direktur PT. Prisma Teknologi Informatika Indonesia, Feri santoso.

Sebagai gambaran, ABBYY sudah diterapkan untuk input data 8.000 lembar perhari serta menyimpan 6.000 lembar perhari.

Apakah teknologi ini akan sia-sia dengan perkembangan input data yang berbasis digital?

Feri meyakinkan bahwa sebenarnya sistem yang dikenalkan ABBYY justru sangat lengkap. Ia menambahkan meski input data secara digital sudah menggejala, namun data fisik tetap diperlukan.

“Misalnya Bank meski sudah digital, tapi tetap mereka akan print dokumen data untuk keperluan legalitas, jadi ABBYY tidak merasa tersaingi. Justru aspek lebih legalitas lebih terjaga,” ujarnya.

Laporan Polisi

Di Indonesia, Flexicapture sudah diterapkan di Polri untuk laporan kepolisian. Kemeterian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi juga sudah memakai sistem ini untuk survey agrikultur. Di Rusia sudah digunakan untuk input data ujian nasional. Di Saudi Arabia untuk sensus. Di Kolombia untuk input data pajak.

Untuk mendapatkan teknologi ini, anda harus membeli lisensinya dengan ketentuan menddapatkan kuota tertentu dalam setahun. “Sesuai kebutuhan, harga dimulai dari US$2.000 dengan kuota 100 Ribu lembar pertahun,” ujarnya. Tergantung kompleksitas data, dan jumlah data yang akan diinput.

Untuk keamanan dokumen, ABBYY memakai sistem operasi Microsoft. “Tergantung perangkat PC nya, jika bersih otomatis aman,” tambahnya.

ABBYY mentargetkan klien 80 organisasi pertahun. Untuk saat ini klien ABBYY sudah mencapai 100 organisasi lintas sektoral.

Teknologi ini cocok untuk organisasi pemerintah, lembaga finansial, asuransi, transportasi, perusahaan riset, kesehatan. Secara umum teknologi ini sangat tepat untuk organisasi perusahaan yang memiliki sumber daya terbatas untuk melakukan input data. (ren)



VIVAnews

Blog Archive