Surabaya (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan "Daewoo Shipyard and Marine Engineering" (DSME) Korea melakukan riset bersama tentang "Floating-LNG" (FLNG).

Hasil riset bersama itu dikaji dalam workshop ke-5 di kampus setempat, Kamis (22/9). Workshop itu menyampaikan kajian-kajian terkini dalam pengembangan teknologi FLNG.

"Workshop kali ini merupakan waktu yang tepat untuk menyampaikan hasil yang telah dicapai pada join riset tahap pertama pada tahun lalu," kata Rektor ITS Prof Dr Ir Trioyogi Yuwono DEA.

Oleh karena itu, workshop F-LNG itu menjadi sangat penting, karena kelangkaan energi sudah menjadi isu internasional yang dibarengi dengan adanya isu penggunaan energi bersih untuk kemaslahatan manusia.

"ITS sebagai salah satu universitas teknik terbesar di Indonesia mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk menjawab masalah kelangkaan energi yang dihadapi masyarakat," katanya.

Senada dengan itu, "Vice President of DSME" Dr Jung Han Lee mengatakan, kerja sama riset ini menjadi sangat strategis, mengingat banyaknya cadangan gas alam Indonesia.

Hal itu melihat kondisi beberapa daerah di Indonesia yang tidak memungkinkan untuk menggunakan "fixed structure", karena itu pemanfaatan teknologi FLNG akan menjadi sangat penting untuk mengeksploitasi gas, memproduksi LNG dan mentransfer LNG.

"ITS menjadi bagian dalam pengembangan teknologi tersebut dankerja sama riset itu akan menjadi masukan yang sangat bermanfaat bagi pemerintah Indonesia dalam menentukan kebijakan pengelolaan gas alam di masa yang akan datang," katanya.

Dalam kesempatan itu, juga dilangsungkan penandatanganan perjanjian "join riset" tahap II antara ITS dan DSME.

"Join riset" tahap I berakhir pada akhir 2010. Pada Tahap I, "conceptual design" dari FLNG berdasarkan komposisi gas beberapa ladang gas alam di Indonesia.

Sementara tahap II akan diarahkan untuk melanjutkan desain konseptual yang diperoleh di tahap I menjadi desain yang lebih detail, termasuk memasukkan beberapa aspek lingkungan dan keselamatan secara lebih mendalam.

Sebelumnya (21/9), sebanyak 150 peneliti MIPA dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya-Indonesia dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) bertemu dalam "International Conference and Workshop on Basic Sains" (ICoWoBaS) di Surabaya pada 21-23 September.

"Itu pertemuan peneliti MIPA Unair dan UTM yang ketiga kalinya, karena kami sudah pernah mengadakan pertemuan pertama di Surabaya pada tahun 2007 dan pertemuan kedua di Johor pada tahun 2009," kata Wakil Ketua ICoWoBaS III, Dr Nanik Siti Aminah.

Ketika ditemui ANTARA di sela-sela konferensi internasional Unair-UTM itu, ia menjelaskan ICoWoBaS merupakan pertemuan yang membahas hasil riset bersama yang dilakukan peneliti Unair-UTM di bidang ilmu dasar yakni Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika. (E011/M026)



ANTARAnews