Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Monday, September 19, 2011

Tidak Ada Anti-Islam di Belanda


Ustad Mudawi Maarif, pengasuh Pesantren Ummar bin Khattab, Surabaya, ketika menjadi tamu Masjid Al Ikhlas, milik Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME).
AMSTERDAM, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia itu amburadul. Perbedaan antara masyarakat Indonesia dan Belanda bukan seperti jarak langit dan bumi, tapi malah, "...antara langit dan sumur".  Iman dan Islam Muslim Indonesia itu hanya sebatas di mulut saja.
Hal tersebut dikatakan Ustad Mudawi Ma'arif, pengasuh Pesantren Ummar bin Khattab, Surabaya, kepada Radio Nederland yang dijumpai di Amsterdam, Belanda. Radio itu akhir pekan lalu melaporkan, Ustad Mudawi menjadi tamu Masjid Al Ikhlas, milik Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME), Amsterdam selama bulan Ramadan sampai beberapa hari seusai Idulfitri 1432 H yang lalu.
Mudawi melihat Belanda adalah negara yang makmur, karena negeri kincir angin ini hampir memiliki semuanya. "Serba ada," katanya. Menurut dia, sebenarnya orang yang bertakwa patut menikmati kemakmuran. Karena itu adalah janji Allah, tambahnya.
Makanya ia merasa aneh mengapa Muslim di Indonesia sebagai orang yang bertakwa tidak dilimpahi kemakmuran seperti masyarakat Belanda. "Ini berarti ada masalah terhadap Islam dan keimanan mereka (umat Islam Indonesia)."
Mudawi berharap agar kebaikan-kebaijan di Belanda bisa ditiru oleh Indonesia. Tapi begitu juga sebaliknya, tambahnya. Waktu di Indonesia Ustad Mudawi membayangkan Belanda itu negaranya kering kerontang. "Terus masyarakatnya .... seperti itulah," katanya tanpa mengatakan lebih jelas apa yang dimaksudkannya.
"Ternyata apa yang saya bayangkan sebelumnya tidak benar. Masyarakat Belanda sangat antusias menerima kebaikan."
Mudawi mengatakan, orang-orang non-muslim di Belanda sebenarnya terbuka untuk menerima kebenaran. Masalahnya sekarang, tambah ustad yang hafal Al Quran ini, kebenaran itu belum sampai ke mereka, karena belum ada yang menyampaikannya kepada mereka.
"Adalah Pekerjaan Rumah (PR) bagi kita semua (ummat Islam,)," tambah Mudawi,  untuk menjelaskan Islam berbentuk anjuran dan dengan cara yang baik. Dengan mengatakan hal ini, Mudawi ingin menunjukkan bahwa Islam tidak mengenal paksaan dalam menyebarkan ajarannya.
Belakangan warga Belanda makin banyak mendukung partai PVV, partainya Geert Wilders yang dikenal anti-Islam. Namun ustad dari Jawa Timur itu mengatakan, ia tidak mengalami suasana anti-Islam di Belanda selama ia berada di negeri mantan penjajah ini.
"Buktinya kami lihat banyak masjid bahkan sekolah-sekolahan yang dijadikan fasilitas dari pemerintah untuk digunakan sholat."
Walhasil, ia menyimpulkan, perasaan anti-Islam di Belanda itu hanyalah berdasarkan kebencian sekelompok orang. "Itu kebencian seseorang yang tidak sampai mempengaruhi sistem pemerintah."

Sumber : Kompas.com

Blog Archive