Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, September 10, 2011

Dana Minim Hambat Riset Sains di Indonesia

 "Tanpa inovasi tidak ada kemajuan."

Peneliti melakukan riset dengan mikroskop (sefora.org)

VIVAnewsPendiri Kalbe Farma, Boenyamin Setiawan, menyatakan bahwa riset dan inovasi sains amat menentukan kemajuan suatu bangsa maupun perusahaan. Sayangnya, kata dia, dana penelitian di Indonesia masih sangat minim.

Boenyamin mengatakan, berdasarkan data Kementerian Riset dan Teknologi, dana penelitian di Indonesia hanya Rp10 triliun dari total gross national product (GNP) Rp7 ribu triliun. Padahal, lanjutnya, dana penelitian di negara-negara maju sangat besar. Amerika Serikat misalnya, mengalokasikan dana US$400 miliar, China US$190 miliar, Jerman US$80 miliar, Prancis US$80 miliar, dan India US$60 miliar. “Tanpa inovasi tidak akan ada kemajuan,” tegas Boenyamin.

Prinsip itulah yang membuat PT. Kalbe Farma menggelar kompetisi sains untuk anak usia dini yang bertajuk ‘Junior Science Fair 2011,’ bertepatan dengan ulang tahun Kalbe Farma yang ke-45.

“Kompetisi ini diikuti oleh 199 karya tulis dari 63 sekolah di 22 kota 10 provinsi di Indonesia. Dari 199 karya, disaring mejadi 19 karya,” ujar Ketua Panitia Perayaan HUT ke-45 Kalbe Farma, Luhur Budijarso, di sela-sela pameran JSF 2011 di Jakarta Convention Centre, Sabtu 10 September 2011. Dari 19 karya yang tersaring itu, lanjutnya, terpilihlah 9 pemenang.

Karya yang memenangi JSF 2011 itu di antaranya berjudul ‘Pendeteksi Kadar Air Biji Sederhana,’ ‘Perkecambahan Benih dengan Metode Kupas kacang Biji,’ ‘Alarm untuk Bayi Mengompol,’ ‘Magic Water Filter,’ ‘Pemanfaatan Limbah Kulit Telur untuk Mempercepat Pembekuan Darah,’ ‘Antena Dahsyat,’ ‘Permainan Maju Mundur Matematika, dan ‘Permainan Matematika Melatih Mencari Selisih.’

“Para siswa itu menemukan karya tersebut karena peduli dengan lingkungan mereka masing-masing,” kata Luhur.

Dalam kesempatan itu, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Suyanto, mengatakan bahwa pihaknya akan mendorong perkembangan sains, demi kesejahteraan masyarakat. “Misalnya dengan diberikan beasiswa,” kata Suyanto.




VIVAnews




Blog Archive