Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Friday, July 29, 2011

Habibie Ingin Kembalikan Kejayaan Industri Dirgantara Indonesia

LONDON--MICOM: Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie, Presiden Republik Indonesia ke-3 bersama sekitar 45 mantan karyawan IPTN serta tenaga ahli Indonesia di bidang kedirgantaraan yang tersebar di Bremen, Ausburg, Muenchen, dan Hamburg mengadakan acara silaturahmi di Hamburg.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu diisi dengan pemberian wejangan serta pemaparan mengenai perkembangan industri penerbangan nasional.

Dalam pemaparannya Habibie menyampaikan keinginan dan keyakinan akan kembalinya kejayaan industri dirgantara Indonesia yang mengalami kemunduran sejak 1995.

Dikatakan bahwa mundurnya kedirgantaraan Indonesia tersebut, antara lain disebabkan kurangnya upaya pemerintah untuk memfasilitasi produk dari PT Dirgantara.

Menurutnya, apabila pemerintah ingin memajukan industri penerbangan nasional, pemerintah harus lebih serius dan memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan industri dirgantara, termasuk mengalokasikan anggaran khusus untuk kepentingan riset.

Untuk memajukan industri kedirgantaraan Indonesia, tidak hanya diperlukan kebijakan yang baik dari pemerintah, namun juga harus disertai tindakan nyata dalam mendukung riset yang dilakukan oleh para tenaga ahli dan cendikiawan.

Dikatakannya, 16 tahun lalu Indonesia sudah mampu membuat pesawat N-250 Gatot Kaca dan CN-235 serta produk-produk lainnya, yang sempat mendulang sukses di dunia penerbangan nasional dan internasional. Namun saat krisis , atas desakan IMF, kejayaan industri tersebut terpaksa harus pupus karena berbagai alasan.

Dikemukakannya bahwa masyarakat dan pemerintah Indonesia tentu rindu akan kejayaan industri dirgantara seperti pada era 1990-an, namun keinginan tersebut diharapkan jangan sampai masuk perangkap untuk berpolemik seperti dahulu sehingga industri dirgantara melemah.

Saat ini pemerintah tampaknya memiliki keinginan kembali untuk memajukan industri penerbangan nasional, namun harus didukung oleh riset dan ketersediaan para ahli teknologi. Dalam kaitan ini, pemerintah harus menyediakan wadah agar para ahli teknologi Indonesia dapat berkiprah dan berkarya di negeri sendiri.

Di akhir pemaparan, Habibie menghimbau kepada seluruh peserta yang hadir untuk terus berkarya dan kembali ke Tanah Air guna memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa.

Ditegaskannya, terdapat lima hal yang harus dicamkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu "work hard, be fair, be rational, be low profile, and never be a hero".

"Jadikan Indonesia sebagai bangsa yang makmur, sejahtera dan disegani," demikian BJ Habibie. (Ant/wt/X-12)


MediaIndonesia

Blog Archive