Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Saturday, August 20, 2011

Menkominfo Beralih ke Teknologi Netral untuk Wimax

Jakarta - Menkominfo Tifatul Sembiring semakin menegaskan tak akan lagi mempermasalahkan perbedaan standardisasi Wimax. Tujuannya agar teknologi pita lebar dengan

batasan kode area itu bisa segera dikomersilkan.



"Pekan ini penentuan teknologi Wimax selesai. Ke depan tidak lagi membatasi teknologi," ujarnya di sela buka puasa bersama di rumah dinas menteri, di Komplek Widya Chandra, Jakarta, Jumat (19/8/2011).



Wimax sendiri sudah hampir dua tahun terkatung-katung tanpa kejelasan. Sejak pita broadband wireless access (BWA) selebar 30 MHz di spektrum 2,3 GHz dilelang

untuk 15 zona, seharusnya September 2011 ini Wimax sudah beroperasi secara penuh.



Namun Wimax belum jua beroperasi karenak para pemenang lelang mayoritas masih keberatan dengan standardisasi 16d yang diusung pemerintah. Hal itu diakui Tifatul sebagai kendala yang terjadi selama ini.



"Memang, di Peraturan Dirjen sebelumnya mengarahkan ke teknologi tertentu. Itu kan sebelum saya jadi Menkominfo. Nanti, akan ada perjanjian baru. Asalkan

industri pendukung siap penuhi TKDN (tingkat kandungan konten dalam negeri), saya berikan arahan untuk teknologi netral," kata Tifatul.



Langkah teknologi netral ini turut disambut oleh First Media, salah satu pemenang tender BWA Wimax. Menurut Dicky Moechtar, Sales Director First Media, pihaknya akan mengikuti setiap kebijakan yang diterbitkan pemerintah.



"Sebenarnya Wimax kami sudah mulai jalan di 16d. Namun cakupannya masih sebatas di Karawaci, Bintaro, dan sekitarnya. Kami menggunakan 200 menara milik sendiri. Untuk memenuhi coverage Jabodetabek, kami masih membutuhkan 800 menara lagi," kata dia.



Untuk biaya menara, kata Dicky, First Media akan menggunakan skema penyewaan tower. "Untuk biaya per menara, investasi biaya sewanya bisa berkisar Rp 10-15

juta per bulan selama setahun. Bisa dihitung sendiri berapa operasionalnya," tandas dia.

( rou / ash )





detikInet


Blog Archive